Dan nyatanya, kita hanya manusia dalam dunia temporary
Yang sebenarnya tahu kapan berakhir
Namun lagi-lagi hanya sedang menunda waktu untuk sekedar
sebuah kata perpisahan
Sebab kita tahu, kita tidak akan pernah bisa bersatu
Dunia memang tidak akan pernah adil untuk kita
Disaat kita memaksakan rasa yang tidak seharusnya tumbuh
Namun pada akhirnya kita hanya seorang manusia yang tidak
bisa menolak
Kepada siapa kita akan menaruh rasa juga kepada siapa kita
akan menitipkan luka
Ajarkan aku bagaimana caranya menerima kenyataan yang tidak pernah
bisa ku terima
Setidaknya untuk bisa sedikit memaafkan lukanya saja
Walau sebenarnya itu adalah luka yang aku buat sendiri.
Sudah tau tidak bisa memiliki
Namun memaksa untuk berusaha mendampingi
Haha dungu! Sungguh hanya upaya bodoh yang payah
Kemudian kunamainya, sebagai sebuah ikhlas yang tidak pernah
sempurna.
Karena memang benar. Dari kesepian ini aku tidak pernah bisa
terima
Sebenarnya siapa yang salah?
Aku atau kamu?
Atau mungkin kita?
Harusnya diantara kita memang tidak layak tumbuh rasa
Harusnya diantara kita tidak layak tumbuh asa
Yang pada akhirnya hanya menyisakan luka yang paling patah
Memang benar aku mencintaimu begitu rupa
Namun maafkan aku dari itu semua malah sisa kekacauan
diantara kita
Harusnya kalau tidak ada rasa, mungkin kita masih akan
baik-baik saja
Lagi-lagi aku yang egois sudah memaksamu untuk masuk ke dunia
temporary ini
Dunia indah sementara yang bahagianya kita ciptakan dengan
pura-pura
Pura-pura seakan bahagianya abadi, walau kenyataannya kita
tahu sendiri
Hanya diantara kita. Dan perihal siapa duluan yang pergi
Sayangnya kita sementara
Dari sekian waktu yang kita lewati semuanya sempurna
Iya…
sementara yang sempurna
Dimana aku dan kamu hidup dalam satu dunia indah yang kita
tempati
Menyulap semuanya akan menjadi milik kita
Walau pada akhirnaya memang benar,
Kita bukan takdir yang tuhan rencanakan.
Kita hanya sekedar menunda waktu demi kalimat
Selamat pergi tanpa sampai jumpa kembali.